Konstanta Joule
Konstanta Joule merupakan percobaan Joule yang
menemukan kesamaan (ekivalensi) antara kerja mekanikal terhadap jumlah
perpindahan panas (mechanical equivalent of heat).
Semua energi, apakah itu energi listrik, energi
kalor, energi kinetik, energi potensial, energi cahaya, energi bunyi dan
sebagainya, dalam SI memiliki satuan yang sama yaitu joule (disingkat J) dan
dimensinya adalah [M][L]²[T]-2
Satuan kalor jenis = J/(kg K) = J kg-1 K-1
Dimensi kalor jenis = [L]²[T]-2[θ]-1
Hasil percobaan Joule,
1 kalori perpindahan panas (energi termal) = 4,184
N-m kerja mekanikal.
Maka, konstanta Joule adalah 4,184 J / kalori karena
1 N-m dikenal juga sebagai Joule (J)
dengan :
Na = nilai air kalorimeter
V = tegangan listrik (Volt)
t = waktu (detik) D
Ca = kalor jenis air
Ma = massa air dalam calorimeter
I = arus listrik (Ampere)
T = perubahan suhu dalam oC
KALORIMETER
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi
kimia.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan
suhu. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi
energi lain yang sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan
bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Prinsip kerja kalorimeter adalah mengalirkan arus
listrik pada kumparan kawat penghantar yang dimasukkan kedalam air suling. Pada
waktu bergerak dalam kawat penghantar pembawa muatan bertumbukan dengan atom
logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan dengan kecepatan konstan
yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan
menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi
kalor.
KALOR
Kalor adalah bentuk energi yang mengalir atau
berpindah karena adanya perbedaan temperatur atau suhu.
Besar kenaikan suhu sebanding dengan banyaknya kalor
yang diterima dan berbanding terbalik dengan massa zat dan kalor
jenis zat.
sesuai persamaan Q = m.c.∆T
Dengan :
Q = jumlah kalor yang diterima
m = massa zat
∆T = perubahan suhu
c = kalor jenis benda.
kalor jenis yaitu banyaknya kalor yang diperlukan
suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1oC.
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter
sebesar 1oC pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan
kalorimeter.
Dalam proses ini berlaku asas black yaitu Qlepas =
Qditerima.
TERMODINAMIKA
Sedangkan hubungan kuantitatif antara kalor dan
energi bentuk lain disebut termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan
sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain
energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan
energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada
sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem. Hukum kedua termodinamika
membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan.
Reaksi spontan merupakan reaksi yang berlangsung
tanpa pengaruh luar.
Reaksi tidak spontan tidak akan terjadi jika tidak
ada pengaruh luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi
dari suatu benda akan meningkat jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0oC
dan entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
KAPASITAS PANAS
Kapasitas panas merupakan jumlah panas yang
diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda 1 oC.
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang artinya
bahwa jumlahnya tergantung dari besar sampel.
Sifat intensif yang berhubungan dengan kapasitas
panas adalah kalor jenis (panas spesifik) yang didefinisikan sebagai jumlah
panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 1 oC.
untuk air panas spesifiknya 4,18 J/goC. Kebanyakan zat
mempunyai panas spesifik lebih kecil dari air. Besarnya panas spesifik untuk
air disebabkan karena adanya sedikit pengaruh dari laut terhadap cuaca.
Adapun panas spesifik beberapa zat saat suhu 25oC
dan tekanan atmosfer.
Zat
|
Panas spesifik
|
J/kg oC
|
Cal/goC
|
Padatan
|
Aluminium
|
900
|
0,215
|
Emas
|
129
|
0,0308
|
Perak
|
234
|
0,056
|
Tembaga
|
387
|
0,092
|
Besi
|
448
|
0,107
|
Padatan lainnya
|
Kaca
|
837
|
0,200
|
Es batu (-5oC)
|
2090
|
0,50
|
Kuningan
|
380
|
0,092
|
Kayu
|
1700
|
0,41
|
Cairan
|
Alkohol
|
2400
|
0,58
|
Air
|
4186
|
1,00
|
Gas
|
uap
|
2010
|
0,48
|
ARUS LISTRIK
Arus Listrik merupakan aliran muatan-muatan listrik.
Besarnya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap satuan
waktu disebut dengan kuat arus listrik. Secara matematis dituliskan sebagai
berikut:
Keterangan:
I = kuat arus listrik (Ampere,A)
Q= Muatan listrik (Coulomb,C)
T= Waktu (sekon,s)
AMPEREMETER
Alat untuk mengukur kuat arus listrik
adalah Amperemeter. Amperemeter selalu dipasang secara seri dengan
rangkaian yang akan diukur kuat arusnya, mempunyai hambatan dalam kecil agar
kuat arus listrik mudah melaluinya.
TEGANGAN LISTRIK
Tegangan Listrik disebut juga beda potensial listrik
yang disimbolkan sebagai V.
Definisi tegangan listrik secara fisika adalah usaha
(energy) untuk memindahkan muatan listrik .
Perumusan secara matematis ditulis sebagai berikut.
Keterangan :
V = Tegangan listrik (Volt, Joule/coulomb)
W = Usaha/energy (Joule)
Q = Muatan listrik (Coulomb)
VOLTMETER
Besarnya tegangan listrik dalam suatu rangkaian
dapat diukur dengan alat bernama Voltmeter.
Voltmeter disusun secara parallel.
SAKLAR
Fungsi saklar sebagai penghubung dan pemutus arus
listrik. Dalam suatu rangkaian biasanya di pasang sekering untuk mencegah
terjadinya korsleting
Saat terjadi korsleting :
- Hambatan kecil
- Kuat arus besar
- Kawat sekering putus
- Aliran terhenti
- Lampu padam
HUKUM OHM
Hukum Ohm “Besar kuat arus yang mengalir pada suatu
kawat penghantar sebanding dengan beda potensialnya asalkan hambatannya tetap”.
Percobaan hukum Ohm : Persamaan hukum Ohm
Keterangan :
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus listrik (Ampere)
R = hambatan listrik (ohm)
KONDUKTOR
Konduktor merupakan bahan atau zat yang dapat dengan
mudah dilalui arus listrik, karena electron-elektronnya mudah bergerak.
Contoh : Alumunium, tembaga, perak dll.
ISOLATOR
Isolator merupakan bahan atau zat yang sukar atau
tidak dapat dilalui arus listrik,karena electron bebas pada isolator sukar
bergerak. Contoh : kayu, karet,kaca, dll
SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor memiliki daya hantar listrik diantara
konduktor dan isolator. Jika suhu semakin tinggi, maka hambatan jenis bahan
akan bertambah sehingga sukar mengalirkan arus listrik. Contoh : arsen,
silicon, germanium F.
HUKUM 1 KIRCHOFF
Hukum 1 Kirchoff “Besar kuat arus yang masuk melalui
suatu titik percabangan sama dengan kuat arus yang keluar dari titik
percabangan itu.”
RESISTOR
Nilai hambatan (resistor) pada kawat penghantar
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Hambatan jenis (ρ)
Panjang kawat (ℓ)
Luas penampang (A)
Nilai hambatan kawat sebanding dengan luas
penampang.
Keterangan :
R = hambatan penghantar (ohm,Ω)
ρ = hambatan jenis (ohm meter, Ω m)
L = panjang penghantar (meter,m)
A = luas penampang penghantar (m2)
RESISTOR TETAP
Terbuat dari padatan karbon,lapisan logam tipis,
atau lilitan kawat.
Ciri resistor tetap adalah mempunyai nilai hambatan
tertentu. Besar nilai hambatan ditentukan dari kode warna resistor.
RESISTOR VARIABEL (REOSTAT)
Digunakan untuk mengatur besar kuat arus dalam suatu
rangkaian. Ciri resistor variable adalah memiliki nilai hambatan yang
berubah-ubah.
Contoh rheostat :
1. Hambatan geser
Berbentuk satu silinder berbahan isolator yang dililiti bahan konduktor.
Fungsi hambatan geser adalah menghasilkan nilai hambatan yang kecil namun dapat
diubah-ubah.
2. Potensiometer
Terbuat dari bahan yang hambatan jenisnya besar,sehingga nilai hambatan yang
dapat diberikan besar meskipun bentuk dan ukuran fisik potensiometer kecil.
Potensiometer digunakan pada radio dan tape sebagai pengatur volume.
3. Termistor
Sangat peka terhadap perubahan suhu.
Ada 2 macam termistor a) Termistor koefisien suhu negative (NTC), jika suhu NTC
naik nilai hambatan berkurang. b) Termistor koefisien suhu positif (PTC), jika
PTC naik nilai hambatan bertambah.
Termistor digunakan sebagai komponen alat pemadam kebakaran
4. Fotoresistor
Peka terhadap cahaya, nilai hambatannya berubah sesuai besar kecilnya
intensitas cahaya yang mengenainya.
Konstanta Joule merupakan percobaan Joule yang
menemukan kesamaan (ekivalensi) antara kerja mekanikal terhadap jumlah
perpindahan panas (mechanical equivalent of heat).
Semua energi, apakah itu energi listrik, energi
kalor, energi kinetik, energi potensial, energi cahaya, energi bunyi dan
sebagainya, dalam SI memiliki satuan yang sama yaitu joule (disingkat J) dan
dimensinya adalah [M][L]²[T]-2
Satuan kalor jenis = J/(kg K) = J kg-1 K-1
Dimensi kalor jenis = [L]²[T]-2[θ]-1
Hasil percobaan Joule,
1 kalori perpindahan panas (energi termal) = 4,184
N-m kerja mekanikal.
Maka, konstanta Joule adalah 4,184 J / kalori karena
1 N-m dikenal juga sebagai Joule (J)
dengan :
Na = nilai air kalorimeter
V = tegangan listrik (Volt)
t = waktu (detik)
Ca = kalor jenis air
Ma = massa air dalam calorimeter
I = arus listrik (Ampere)
T = perubahan suhu dalam oC
KALORIMETER
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi
kimia.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan
suhu. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi
energi lain yang sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Prinsip kerja kalorimeter adalah mengalirkan arus
listrik pada kumparan kawat penghantar yang dimasukkan kedalam air suling. Pada
waktu bergerak dalam kawat penghantar pembawa muatan bertumbukan dengan atom
logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan dengan kecepatan konstan
yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan
menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi
kalor.
KALOR
Kalor adalah bentuk energi yang mengalir atau
berpindah karena adanya perbedaan temperatur atau suhu.
Besar kenaikan suhu sebanding dengan banyaknya kalor
yang diterima dan berbanding terbalik dengan massa zat dan kalor jenis zat.
sesuai persamaan Q =
m.c.∆T
Dengan :
Q = jumlah kalor yang diterima
m = massa zat
∆T = perubahan suhu
c = kalor jenis benda.
kalor jenis yaitu banyaknya kalor yang diperlukan
suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1oC.
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
kalorimeter sebesar 1oC pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan
kalorimeter.
Dalam proses ini berlaku asas black yaitu Qlepas =
Qditerima.
TERMODINAMIKA
Sedangkan hubungan kuantitatif antara kalor dan
energi bentuk lain disebut termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan
sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain
energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan
energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada
sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem. Hukum kedua termodinamika
membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan.
Reaksi spontan merupakan reaksi yang berlangsung
tanpa pengaruh luar.
Reaksi tidak spontan tidak akan terjadi jika tidak
ada pengaruh luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi
dari suatu benda akan meningkat jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0oC dan
entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
KAPASITAS PANAS
Kapasitas panas merupakan jumlah panas yang
diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda 1 oC.
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang artinya
bahwa jumlahnya tergantung dari besar sampel.
Sifat intensif yang berhubungan dengan kapasitas
panas adalah kalor jenis (panas spesifik) yang didefinisikan sebagai jumlah
panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 1 oC. untuk air
panas spesifiknya 4,18 J/goC. Kebanyakan
zat mempunyai panas spesifik lebih kecil dari air. Besarnya panas
spesifik untuk air disebabkan karena adanya sedikit pengaruh dari laut terhadap
cuaca.
Adapun panas spesifik beberapa zat saat suhu 25oC
dan tekanan atmosfer.
Zat
Panas spesifik
J/kg oC
Cal/goC
Padatan
Aluminium
900
0,215
Emas
129
0,0308
Perak
234
0,056
Tembaga
387
0,092
Besi
448
0,107
Padatan lainnya
Kaca
837
0,200
Es batu (-5oC)
2090
0,50
Kuningan
380
0,092
Kayu
1700
0,41
Cairan
Alkohol
2400
0,58
Air
4186
1,00
Gas
uap
2010
0,48
ARUS LISTRIK
Arus Listrik merupakan aliran muatan-muatan listrik.
Besarnya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap satuan
waktu disebut dengan kuat arus listrik. Secara matematis dituliskan sebagai
berikut:
Keterangan:
I = kuat arus listrik (Ampere,A)
Q= Muatan listrik (Coulomb,C)
T= Waktu (sekon,s)
AMPEREMETER
Alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah
Amperemeter. Amperemeter selalu dipasang secara seri dengan rangkaian yang akan
diukur kuat arusnya, mempunyai hambatan dalam kecil agar kuat arus listrik
mudah melaluinya.
TEGANGAN LISTRIK
Tegangan Listrik disebut juga beda potensial listrik
yang disimbolkan sebagai V.
Definisi tegangan listrik secara fisika adalah usaha
(energy) untuk memindahkan muatan listrik .
Perumusan secara matematis ditulis sebagai berikut.
Keterangan :
V = Tegangan listrik (Volt, Joule/coulomb)
W = Usaha/energy (Joule)
Q = Muatan listrik (Coulomb)
VOLTMETER
Besarnya tegangan listrik dalam suatu rangkaian
dapat diukur dengan alat bernama Voltmeter.
Voltmeter disusun secara parallel.
SAKLAR
Fungsi saklar sebagai penghubung dan pemutus arus
listrik. Dalam suatu rangkaian biasanya di pasang sekering untuk mencegah
terjadinya korsleting
Saat terjadi korsleting :
- Hambatan
kecil
- Kuat arus
besar
- Kawat
sekering putus
- Aliran
terhenti
- Lampu padam
HUKUM OHM
Hukum Ohm “Besar kuat arus yang mengalir pada suatu
kawat penghantar sebanding dengan beda potensialnya asalkan hambatannya tetap”.
Percobaan hukum Ohm : Persamaan hukum Ohm
Keterangan :
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus listrik (Ampere)
R = hambatan listrik (ohm)
KONDUKTOR
Konduktor merupakan bahan atau zat yang dapat dengan
mudah dilalui arus listrik, karena electron-elektronnya mudah bergerak. Contoh
: Alumunium, tembaga, perak dll.
ISOLATOR
Isolator merupakan bahan atau zat yang sukar atau
tidak dapat dilalui arus listrik,karena electron bebas pada isolator sukar
bergerak. Contoh : kayu, karet,kaca, dll
SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor memiliki daya hantar listrik diantara
konduktor dan isolator. Jika suhu semakin tinggi, maka hambatan jenis bahan
akan bertambah sehingga sukar mengalirkan arus listrik. Contoh : arsen,
silicon, germanium F.
HUKUM 1 KIRCHOFF
Hukum 1 Kirchoff “Besar kuat arus yang masuk melalui
suatu titik percabangan sama dengan kuat arus yang keluar dari titik
percabangan itu.”
RESISTOR
Nilai hambatan (resistor) pada kawat penghantar
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Hambatan jenis (ρ)
Panjang kawat (ℓ)
Luas penampang (A)
Nilai hambatan kawat sebanding dengan luas
penampang.
Keterangan :
R = hambatan penghantar (ohm,Ω)
ρ = hambatan jenis (ohm meter, Ω m)
L = panjang penghantar (meter,m)
A = luas penampang penghantar (m2)
RESISTOR TETAP
Terbuat dari padatan karbon,lapisan logam tipis,
atau lilitan kawat.
Ciri resistor tetap adalah mempunyai nilai hambatan
tertentu. Besar nilai hambatan ditentukan dari kode warna resistor.
RESISTOR VARIABEL (REOSTAT)
Digunakan untuk mengatur besar kuat arus dalam suatu
rangkaian. Ciri resistor variable adalah memiliki nilai hambatan yang
berubah-ubah.
Contoh rheostat :
1. Hambatan geser
Berbentuk satu silinder berbahan isolator yang
dililiti bahan konduktor.
Fungsi hambatan geser adalah menghasilkan nilai hambatan
yang kecil namun dapat diubah-ubah.
2. Potensiometer
Terbuat dari bahan yang hambatan jenisnya
besar,sehingga nilai hambatan yang dapat diberikan besar meskipun bentuk dan
ukuran fisik potensiometer kecil.
Potensiometer digunakan pada radio dan tape sebagai
pengatur volume.
3. Termistor
Sangat peka terhadap perubahan suhu.
Ada 2 macam termistor a) Termistor koefisien suhu
negative (NTC), jika suhu NTC naik nilai hambatan berkurang. b) Termistor
koefisien suhu positif (PTC), jika PTC naik nilai hambatan bertambah.
Termistor digunakan sebagai komponen alat pemadam
kebakaran
4. Fotoresistor
Peka terhadap cahaya, nilai hambatannya berubah
sesuai besar kecilnya intensitas cahaya yang mengenainya.